>

Guestbook Rolling Widget

PERCOBAAN SETIA

Senin, 20 September 2010 Label:

Percobaan Setia merupakan karya sastrawan Balai Pustaka yang bernama Suman HS. Roman ini diterbitkan pada tahun 1931. Roman ini termasuk roman detektif.

Tema Cerita : Masalah kesabaran, taqwa, kejujuran serta segala macam tingkah laku baik lainnya yang nantinya akan mendapat balasan yang baik pula. Sedangkan, sebalikya perbuatan-perbuatan yang jelek nantinya juga akan mendapat balasan yang jelek pula.
Setting Cerita : Sumatera Barat tepatnya di sungai Kampar dan sungai Teratak Buluh serta daerah Malaka.

Tokoh-tokoh dan watak:
Syamsudin : seorang pemuda yatim yang taat beragama, jujur, sabar serta berperangai baik.
Haji Djamin : seorang detektif.
Abdul Fatah : seorang penipu.
Hajjah Salwiah : Perempuan yang saleh, dia merupakan anak saudagar kaya tempat dimana Syamsudin bekerja dan sekaligus sebagai orang tua angkat Syamsudin.


Ringkasan Cerita :

Sejak kecil, Syamsudin ttelah menjadi anak yatim. Bapaknya meninggal sewaktu dia baru berumur 4 tahun, sementara ibunya menikah lagi sewaktu dia baru menginjak umur 8 tahun. Walaupun, hanya bapak tiri, namun Syamsudin diperlakukan seperti anak sendiri. Bapak tirinya sangat baik kepadanya.Mereka sekeluarga dibawa pindah menuju ke Teratak Buluh atas persetujuan bapak tiri Syamsudin. Di tempat baru itu, Syamsudin dididik oleh bapak tirinya beragama dan mengaji pada seorang guru agama.

Setelah dewasa tepatnya ketika Syamsudin berumur 16 tahun, Syamsudin memohon agar diperkenankan oleh orang tuanya untuk pergi merantau ke negeri orang. Permintaannya itu dikabulkan oleh kedua orang tuanya. Dalam perantauannya, mula-mula Syamsudin begitu beruntung. Memang sebenarnya majikan dan sekaligus bapak angkatnya dimana dia mengabdi itu, sangatlah baik terhadapnya. Akan tetapi, seorang perempuan yang sama-sama bekerja di tempat itu ternyata menaruh hati kepada Syamsudin dan kemudian mengajaknya berbuat serong, yaitu memuaskan hawa nafsunya. Karena iman agamanya yang kuat, Syamsudin menolak ajakan itu. Akan tetapi, rupanya si perempuan, karena sakit hati pada Syamsudin karena ajakannya itu ditolak. Perempuan itu langsung memfitnah Syamsudin, bahwa Syamsudin yang mengajak perbuatan senonoh itu. Hal itu mengakibatkan Syamsudin dikeluarkan di tempat kerjaannya itu.

Keluar dari tempat itu, berikutnya Syamsudin meneruskan perantauannya ke Malaka. Di Malaka ini, Syamsudin rupanya sangat beruntung. Majikannya sayang kepadannya. Dia sudah dianggap sebagai anaknya sendiri. Sekaligus, anak gadis si saudagar kaya majikannya itu ternyata menaruh hati pada Syamsudin dan hal tersebut memang sudah direncanakan oleh majikannya.
Oleh majikan dan sekaligus bapak angkatnya itu, Syamsudin akan segera dinikahkan dengan anak perawannya itu. Namun, sebelumnya, karena Syamsudin belum haji sedangkan si perawan itu sudah haji, maka pernikahan mereka ditunda dulu, sampai Syamsudin telah menunaikan ibadah haji. Kenapa demikian, sebab orang tua perempuan itu tidak mau bagaimana tanggapan orang-orang kampung di sekitar mereka nanti, kalau Syamsudin yang belum haji sampai menikah dengan perempuan yang suudah haji. Untuk itu, oleh majikan itu, Syamsudin dikirim ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji. Baru setelah pulang dari Haji, pernikahan tersebut akan dilaksanakan.
Waktu Syamsudin hendak pulang dari Mekah, sewaktu dia sedang menunggu kapal di Piang yang akan membawanya ke Malaka. Dia berkenalan dengan seorang pemuda Pulau Piang yang bernama Abdul Fatah. Abdul Fatah yang kelihatannya kaya, jentlmen, serta baik itu ternyata mempunyai hati yang busuk. Dalam kepalanya telah tersusun rencana yang hendak mencelakakan Syamsudin agar dia dapat memperistri Salwiah. Dia mengabarkan kepada Syamsudin bahwa sepeninggalnya Syamsudin pergi ke Mekah, Salwiah telah menikah dengan orang lain. Namun kabar bohongan Abdul Fatah itu tidak percaya oleh Syamsudin. Karena gagal dengan rencana pertama, Abdul Fatah akan melaksanakan rencana kedua yaitu menabrak Syamsudin dengan mobil truk. Syamsudin sapai masuk rumah sakit dengan luka-luka yang cukup berat. Ketika Syamsudin masuk rumah sakit, Abdul Fatah membawa barang-barang Syamsudin ke Malaka, dan hendak diserahkan kepada orang tua Salwiah dengan membawa barang bukti itu, Abdul Fatah hendak meyakinkan orang tua Salwiah maupun Salwiah sendiri agar percaya akan kabar bohong itu yang hendak dia sampaikan , yaitu bahwa Syamsudin telah meninggal dunia. Dengan begitu, maka dia akan melamar Salwiah dan menikah dengan Salwiah.
Hampir saja tipu muslihat Abdul Fatah itu berhasil. Namun, disaat kritis itu, tiba-tiba muncul seseorang, yang bernama Haji Djamin. Haji Djamin adalah seorang teman Syamsuddin yang berangkat bersama ke Mekkah. Waktu dia pulang, dia mendengar kabar bahwa Syamsuddin telah meninggal dunia akibat kecelakaan. Dia hampir percaya dengan kabar angin itu. Akan tetapi untung, dari salah seorang di tempatnya menginap di pulau Piang, mengabarkan bahwa Syamsuddin belum meninggal dunia tapi berbaring di rumah sakit karena kecelakaan ditabrak oleh truk. Setelah dicek oleh Haji Djamin ke rumah sakit, ternyata betul bahwa Syamsuddin belum meninggal dunia dan dari hasil pembicaraannya dengan Syamsuddin, dia mengetahui asal- usul perkarannya. Setelah dia mengetahui hal tersebut, dia pun segera pulang menuju ke Malaka, maka pada saat yang kritis itu , tertangkaplah Abdul Fatah di rumah Hajjah Salwiah tepatnya saat itu Abdul Fatah hendak menyerahkan barang bukti milik Syamsuddin itu. Akibat perbuatan itu, Abdul Fatah dihukum masuk penjara selama 6 tahun.
Setelah Syamsuddin sembuh, dia pun pulang menuju ke Malaka dan menikah dengan Hajjah Salwiah.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

wibiya widget

 
Kedai Roman Indonesia © 2010 | Designed by My Blogger Themes | Blogger Template by Blog Zone