Tak putus dirundung malang termasuk karya sastrawan Pujangga baru, walaupun Pengarang nya sendiri sebanarnya merupakan Sastrawan pelopor angkatan Pujangga baru, sebab roman ini memang dihasilkan semasa Balai Pustaka tahun 1929. Roman ini dihasilkan oleh buah tangan Sutan Takdir Alisyahbana ( STA ).
Tema cerita : Masalah kemalangan sebuah keluarga, yang sejak kecil hingga akhir khayatnya selalu dirundung malang, yang seakan-akan sudah ditakdirkan oleh Tuhan bahwa takdirnya selalu sial.
Setting Cerita : Bengkahulu
Tokoh dan watak :
Syahbuddin dan Istri : Pasangan Suami – Istri yang miskin, selalu ditimpa nasib yang malang.
Djesipah dan Suami : Pasangan suami – istri yang tidak kaya, pada awalnya mempunyai hati yang baik namun entah mengapa , Suami Djesipah berubah perangai. Keluarga ini masih bersaudara dengan keluarga Syahbudin
Mansyur dan Laminah : anak Syahbudin. Mansur itu adalah kakak laki-laki dari Laminah. Dua kakak beradik ini nasibnya sama dengan Kedua Orang tuanya, yaitu selalu dilanda malang.
Ringkasan Cerita :
Mansyur yang baru berumur 8 tahun dan adiknya Laminah, yang baru 7 tahun itu sudah menjadi anak yatim piatu, Mereka ditinggalkan kedua Orang tuanya untuk selama-lamanya. Kedua Orang tuanya miskin. Ayah nya bernama Syahbudin, ia tak pernah mendapat untuk dalam berusaha. Di tengah kemiskinan itu, Rumah mereka pun terbakar, sehingga membuat keluarga itu semakin jatuh miskin Karena sudah tak tahan lagi didera miskin, istri Syahbudin pun kini telah tiada. Karena sudah tak sabar lagi, Syahbudin pun tidak lama kemudian ikut menyusul istrinya.
Setelah kedua orang tuanya tiada, kini mulailah penderitaan kakak dan adik itu Pada awalnya, Mansyur dan Laminah tinggal bersama keluarga Bibinya yang bernama Djesipah. Mula-mula perlakuan Djesipah dan Suaminya terhadap Mansyur dan Laminah sangatlah baik. Keduanya sangat menyayangi Mansyur dan Laminah. Namun, entah apa sebabnya lama – lama perlakuan suami Djesipah mulai kurang baik terhadap Mansyur dan Laminah itu. Karena sudah tak tahan lagi, Mansyur dan Laminah keluar dari keluarga bibinya. Mereka mulai mengembara Sesampainya di Bangkahulu, Mansyur mencari kerja dan ia pun diterima di toko roti Tetapi, tak lama kemudian seorang lelaki kuli kontrak hendak mengganggu Laminah. Sehingga, Mereka tak tahan lagi dan keluar dari pekerjaan tersebut.
Setelah keluar dari toko roti, kedua anak ini bekerja pada keluarga orang Jepang. Namun ternyata nasib keduanya tidak baik lagi, Mansyur difitnah oleh Orang sehingga Mansyur masuk penjara. Rupanya, sewaktu Mansyur mendekam di Jeruji besi, Laminah yang hidup terlunta – lunta itu merasa sudah tak tahan lagi menanggung hidup miskin ,dia menceburkan diri ke Laut Bangkahulu yang terkenal dengan ombak yang yang besar.
Mansyur sendiri, tak ada yang menemani , keluar dari Penjara Ia tetap berusaha bersabar menjalani hidupnya. Setelah merantau kemana – mana sebagai anak buah kapal , Mansyur rupanya putus asa juga seperti Laminah dalam menghadapi kemiskinan selama hidupnya, dia juga menceburkan diri ke Laut Bangkahulu seperti Adiknya, Laminah.
TAK PUTUS DIRUNDUNG MALANG
Sabtu, 12 Maret 2011
Label:
Roman Jiwa
0 komentar:
Posting Komentar