>

Guestbook Rolling Widget

ZIARAH

Minggu, 05 Juni 2011 Label:


Ziarah adalah salah satu roman yang sukses di dalam negeri maupun di luar negeri, yaitu seperti Malaysia, Perancis dan Australia. Roman ini adalah buah pena dari Iwan Simatupang. Tahun 1977, roman ini mendapat hadiah sastra ASEAN. Roman ini diterbitkan pertama kali pada tahun 1968 oleh penerbit Djambatan. Selain itu, Roman ini juga telah diterjemahkan ke dalam bahasa inggris oleh Harry Aveling dengan judul The Pilgrim.
Tema cerita  : Titik kehidupan di dunia. Entah itu cinta, pangkat, pekerjaan maupun kedudukan
Setting Cerita           : di sebuah negara, di sebuah kota, di sebuah kuburan
Tokoh- tokoh dan watak :
Pelukis Kita, Tokoh Kita ; adalah seorang pria bertalenta dalam seni melukis. Dia suami yang sangat setia kepada istrinya sampai akhir khayatnya.
Opseter Kuburan Kota Praja; seorang opseter kuburan yang mencintai pekerjaannya.
Walikota; seorang pejabat pemerintah yang serakah dan ingin cepat naik pangkat.
Seorang Pemuda; Mahasiswa Doktoral Fakultas Sastra dan Filsafat; seorang laki-laki yang tak peduli dengan intelektualnya sebagai  seorang calon doktoral, namun dia bersedia bekerja sebagai opseter kuburan dan begitu serius dan bangga pada pekerjaannya itu.
Sang Mahaguru, Sang Profesor; dia adalah guru besarnya Sang Pemuda Calon Doktoral itu. Awalnya dia tak sudi melihat mahasiswanya yang cemerlang itu menjadi pekerja kuburan,
Ayah Sang Mahasiswa; seorang ayah yang tidak rela anaknya bekerja sebagai opseter kuburan, karena dialah anak satu-satunya pewaris hartanya.
Perdana Menteri Baru; seorang pejabat baru menggantikan kepala negara lama yang meninggal dunia.
Seorang Gadis Muda; gadis muda ini kawin dengan si Pelukis berbakat namun, entah karena sebab apa dia meninggal tak lama menikah dengan si Pelukis berbakat.
Ringkasan Cerita :
Seorang Pelukis berbakat tiba-tiba ditinggal mati oleh istrinya yang sangat dicintai. Karena cinta sekali pada istrinya, sampai-sampai dia merasa bahwa istrinya itu masih hidup. Dia merasa  bahwa nantinya mereka akan bertemu kembali. Dia yakin akan hal itu. Karena, dia yakin istrinya belum meninggal dunia. Dia pun lantas pergi mengembara mencari istrinya itu
Dalam perjalanannya mencari istri, si Pelukis alias si Tokoh Kita itu bertemu dengan seorang opseter sebuah kuburan di Kota Praja. Oleh opseter kuburan itu, dia ditawari pekerjaan untuk mengecat tembok kuburan. Betapa senang hati Pelukis itu, ketika mendapat tawaran pekerjaan. Namun, masalah utamanya adalah bahwa dalam kuburan itulah istrinya dimakamkan. Dengan bekerja sebagai pengapur tembok, dia ingin mengetahui bagaimana sikap dan tingkah lakunya sewaktu melakukan tugas pengapuran di kuburan itu nantinya.
Namun, sialnya pekerjaan pengapuran itu tidak berlangsung lama. Sebab, tiba-tiba Walikota memberhentikan pekerjaan itu. Tidak hanya pekerjaan pengapuran itu  yang diberhentikan, tapi si opseter kuburannya juga dibebastugaskan karena dianggap sudah membuat kekacauan. Karena tindakan pemecatan itu, Walikota mendapat pujian dari berbagai kalangan. Tindakan tersebut dianggap sebagai suatu tindakan yang sangat baik dan patut untuk dicontoh bagi pejabat-pejabat lainnya. Pers dan media massa lainnya mengekspose kejadian itu secara mobilisasi. Pada awalnya, walikota itu berharap bahwa tindakannya yang begitu akan dipuji dan dibesar-besarkan oleh media massa dan lantas mengangkat namanya. Dimana akibatnya bukan tidak mungkin jabatannya akan menanjak, dari mulai gubernur atau bahkan akan menjadi presiden. Tapi, kenyataannya terbalik. Dia menjadi sedih dan bingung. Karena panik dan terkejut, sang opseter itu meninggal dunia.
Kepala Jawatan Dinas Pekerjaan Umum diperintahkan oleh sang walikota untuk menguburkan sang opseter tua itu. Dan juga, Jawatan Pekerjaan Tenaga Kerja mendapat tugas untuk segera mencari pengganti opseter kuburan yang telah meninggal dunia. Dalam masalah ini, mereka bingung; kira-kira siapa yang aakan bersedia menjadi opseter kuburan? Tapi, akhirnya mereka tetap juga memasang iklan lowongan pekerjaan pada surat kabar. Cukup lama juga sejak iklan itu dimuat, belum ada yang melamar. Pihak Jawatan Tenaga Kerja hampir  frustasi menghadapi kenyataan ini.
Hingga akhirnya, datanglah seorang pemuda yang tidak lain adalah seorang mahasiswa calon doktoral. Pihak Jawatan pun dibuat kebingungan olehnya; mana mungkin hal itu bisa terjadi? Itulah sebabnya.
Kepemimpinan, si Pemuda alias opseter baru itu disukai oleh para pekerjanya. Demikian juga dengan si Pelukis atau Tokoh Kita yang sudah kembali bekerja sebagai pengecat kuburan. Kecerdasan otaknya dalam memimpin mampu dengan sukses menterjemahkan aturan dan kebijakan Perdana Menteri baru, yang menggantikan Kepala Negara lama. Kepala Negara lama meninggal setelah sebelumnya mengunjungi kuburan itu.
Suatu hari datanglah dua orang tua menghadap Walikota. Dua-duanya meminta agar opseter muda itu dipecat. Ternyata dua orang tua itu adalah orang tuadan guru besarnya si Pemuda di Universitasnya. Menurut orang tuanya, si Pemuda adalah anak semata wayangnya yang secara otomatis akan mewarisi harta bendanya. Sedangkan guru besarnya atau si Profesor menginginkan agar si Pemuda masuk dan bersekolah kembali di Universitasnya. Dikarenakan, si Pemuda adalah siswa yang paling pintar dan tak mungkin bekerja sebagai opseter kuburan. Tapi, setelah diminta pernyataan, si Pemuda tidak bersedia melakukan semua himbauan dari kedua orang itu. Dia ingin hidup mandiri dan bebas serta tidak ingin diganggu.
Beda dengan si Pelukis, ketika sore setelah pulang kerja ia sampai di rumahnya. Tiba-tiba sebuah lukisannya hilang. Namun, disana juga ia menemukan segepok uang asing. Tanpa pikir panjang, si Pelukis menukarkan uang tersebut dengan uang negaranya yang ternyata jumlahnya begitu banyak. Karena bingungnya,uangnya dipertaruhkan untuk pertandingan sepak bola. Ternyata dia menang. Berulang kali ia pun mempertaruhkan uangnya dalam suatu taruhan, tapi ia terus saja menang. Dia semakin bingung. Karena bingungnya, ia pun hampir bunuh diri. Dia terjun dari sebuah gedung bertingkat. Beruntungnya, ia jatuh tepat di atas keranjang  seorang wanita.Dia pun selamat. Akhirnya, dia menikahi wanita itu. Istrinya itu selalu dibawa kemana pun ia pergi. Tapi, tak lama istrinya itu meninggal dunia.
Suatu hari, dia dipanggil oleh sang opseter muda itu yang mengabarkan bahwa pekerjaan mengecat tembok kuburan itu akan dihentikan. Beberapa waktu kemudian, giliran si Pelukis itu yang datang menghampiri si Opseter Muda, dimana waktu itu dia langsung minta berhenti dari pekerjaan pengecatan tembok kuburan yang selama ini dia kerjakan dengan serius. Tapi hebatnya, tanpa diduga tiba-tiba di lokasi kuburan itu menjadi ramai. Sebab, si Pemuda itu bunuh diri dengan cara menggantungkan diri di rumah dinasnya dalam kompleks kuburan Kota Praja.
Selesai penguburan Sang Pemuda, si Pelukis kita bertemu dan berbincang-bincang dengan seorang kakek yang sehari-harinya adalah seorang pekerja rendahan di kuburan itu juga. Dan si Kakek itu ternyata tidak lain dan tidak bukan adalah Prodesor Mahaguru si Pemuda yang meninggal gantung diri. Dari perbincangannya dengan si Kakek itu, si Pelukis kemudian memutuskan bahwa dia akan melamar sebagai pengganti opseter yang telah meninggal itu. Biar dia tetap terus berziarah di makam istrinya dan juga orang–orang lainnya yang dikubur dalam kuburan itu

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

wibiya widget

 
Kedai Roman Indonesia © 2010 | Designed by My Blogger Themes | Blogger Template by Blog Zone