Hulubalang Raja adalah salah satu karya sastrawan angkatan Balai Pustaka yakni Nur Sutan Iskandar, yang diterbitkan oleh PN. Balai Pustaka. Roman ini termasuk roman sejarah.
Tema Cerita : Perang saudara
Setting Cerita: Minangkabau dan Aceh. Tepatnya di daerah Kota Hulu dan Kota Hilir.
Tokoh- tokoh dan Watak :
Sutan Ali Akbar/Raja Adil : seorang anak raja di Hulu yang arif dalam memimpin perjuangan rakyat melawan ketidakadilan yang dilakukan oleh Raja Hilir/ Sutan Muhammad Syah serta kompeni.
Sutan Muhammad Syah/Raja Hilir : seorang raja di Hilir yang tamak dan suka bekerja sama dengan kompeni.
Ambun Sari : seorang putri raja Kota Hulu yang diperistri oleh Sutan Muhammad Syah. Dia merupakan adik kandung Ali Akbar.
Sutan Malakewi : seorang pemuda yang awalnya mempunyai moral yang tak baik, yakni suka menyabung ayam dan berfoya-foya. Hingga, ia pun diusir oleh orang tuanya dan bekerja sama dengan kompeni dan raja Kota Hilir. Namun, kemudian dia menjadi orang baik yang melawan atas ketidakadilan. Dialah Hulubalang Raja.
Putri Rabiah : istri seorang saudagar kecil yang merupakan orang tua angkat Sutan Malakewi, yang menjalin hubungan dagang dengan kompeni.
Sarayawa : putri Rabiah atau orang kaya kecil yang merupakan pacar Sutan Malakerwi.
Groenewegen: pimpinan kompeni di daerah Pauh, yang kemudian meninggal.
Gruys: pimpinan kompeni daerah Paluh yang menggantikan Groenewegen. Gruys ini seorang pemimpin yang tak berhasil.
Verspreet : pimpinan kompeni pengganti Gruys
Adnan Dewi: adik Sutan Malakewi yang diculik oleh orang-orang Raja Adil; yang kemudian jadi istri Raja istri
Putri Kemala Sari: istri Sutan Muhammad Syah yang pencemburu, dia juga mencelakakan Putri Ambun Suri.
Ringkasan Cerita :
Raja Kota Hulu, yang merasa putrinya Ambun Suri sudah saatnya dicarikan seorang suami. Untuk itu dia mengundang para bangsawan di daerah sekitar Kota Hulu ataupun dari daerah lainnya untuk mengadakan peruntungan memprebutkan putrinya itu. Namun,ternyata para bangsawan itu, kecuali Sutan Muhammad Syah seorang raja serakah di Kota Hilir, yang berhasil melampaui perlombaan yang digelarkan, sehingga hanya dialah yang berhak melamar Putri Ambun Suri. Lamaran Raja Sutan Muhammad Syah yang sebenarnya sudah mempunyai istri dan merupakan seorang raja yang serakah itu dengan terpaksa itu harus diterima oleh Raja Kota Hulu.
Rupanya Putri Kemala Sari, istri Sutan Muhammad Syah merasa iri dengan Ambun Suri madunya itu, sehingga dia berniat mencelakakan Ambun Suri. Dalam suatu kesempatan niatnya itu dia laksanakan dengan baik, Putri Suri dicelempungkan ke dalam sungai ketika Putri itu mandi di sungai. Sehingga Putri Ambun Suri lenyap dibawa arus sungai dan tak tahu nasibnya lagi setelah itu.
Hilangnya Putri Ambun Suri itu ternyata membuat Ali Akbar, kakaknya Putri Ambun Suri marah setelah dia tahu bahwa yang mencelakakan adik yang sangat dia cintai itu adalah Putri Kemala Sari, istri tua Sutan Muhammad Syah itu. Akibatnya terjadilah perang antara kedua belah pihak, yaitu antara kedua belah pihak, yaitu antara laskar pendukung Ali Akbar dengan laskar Sutan Muhammad Syah. Cukup lama dan sengit pertempuran yang terjadi, namun karena Sutan Muhammad Syah mendapat bantuan dari kompeni, maka pasukan Sutan Ali Akbar semakin lama semakin terdesak. Karena tak mampu melawan secara terbuka, kemudian Sutan Ali Akbar ke hutan dan melakukan perlawanan secara gerilya. Sedangkan daerah Sutan Ali Akbar yang bergelar Raja Adil itu habis dibumi hanguskan oleh pasukan kompeni dan Sutan Muhammad Syah.
Kehadiran kompeni di daerah memang selalu mendapat reaksi negatif dari kebanyakan penduduk. Karena kedatangan mereka di sana dilihat dari tingkah lakunya yang tidak hanya berdagang akan tetapi ada maksud hendak menguasai perdagangan secara monopoli maupun menguasai tanahnya. Kompeni itu selalu mendapat perlawanan sengit dari penduduk setempat yang dipimpin oleh Sutan Ali Akbar yang sangat sulit untuk ditaklukkan.
Dalam menumpas rakyat yang tidak setuju akan kompeni-kompeni itu, maka kompeni selalu mencari dan meminta bantuan pada raja-raja atau siapa saja yang bersedia bekerja sama dengan mereka. Dalam usahanya itu kompeni tidak hanya dibantu oleh Laskar Sutan Muhammad Syah tetapi juga, oleh Sutan Malakewi. Dia ini ditugaskan oleh kompeni untuk menumpas kaum pemberontak yang berada di daerah Pauh. Berkat bantuan Malakewi itu, banyak pemberontak hancur. Namun, satu laskar pemberontak yang paling sulit dia tumpaskan yaitu Laskar yang dipimpin oleh Raja Adil atau Sutan Ali Akbar. Malah, pada suatu pertempuran pimpinan pasukan kompeni yaitu Groenewegen hampir tewas digasak oleh Laskar Raja Adil. Tetapi, untung saja Groenewegen terselematkan oleh Sutan Malakewi. Namun, sejak kecelakaan itu Groenewegen terus mengalami sakit-sakitan hingga meninggal dunia.
Gruys yang menggantikan Groenewegen ternyata setali tiga uang dengan Groenewegen, dalam menumpas para pemberontak di Pauh. Karena tidak berhasil , kemudian diadigantikan oleh Abraham Verspreet. Verspreet yang dibantu oleh laskar- laskar yang dibawa dari Ambon dan Bugis itu dan bersama Sutan Malakewi menggempur para pemberontak habis-habisan.
Namun perlawanan rakyat masih terus gigih. Malah, Sutan kalaupun Sutan Malakewi tidak diselamatkan oleh Laskar dari Bugis hampir tewas. Untung saja,Dia hanya terluka. Sementara Adik Sutan Malakewi, Adnan Dewi juga tertawan dan diculik oleh orang-orang Raja Adil. Setelah Sutan Malakewi sembuh dari lukanya, dia mencari adiknya dengan cara menyamar sebagai rakyat biasa ke dalam tubuh laskar Raja Adil. Namun, penyamarannya terbongkar. Sutan Malakewi tidak dicelakai oleh Raja Adil karena ternyata perempuan yang diculik itu yang sebenarnya adik Sutan Malakewi, telah dijadikan istri. Melihat kenyataan itu, rupanya Sutan Malakewi tidak bisa berbuat apa-apa. Karena musuh besarnya sekarang, telah menjadi adik iparnya sendiri. Kemudian keduanya, karena sudah menjadi saudara saling melupakan permusuhan masa lalunya. Sutan Malakewi kemudian membawa Raja Adil dan Adnan Dewi ke kedua orang tuanya. Dan ternyata orang tua Sutan Malakewi menerima kedatangan mereka dengan suka cita . Tidak lama kemudian, pesta penyambutan Raja Adil dan istrinya itu dilanjutkan pesta besar berikutnya, yaitu pesta perkawinan antara Saryawa dengan Sutan Malakewi yang bergelar Hulubalang Raja itu.
0 komentar:
Posting Komentar