Ronggeng Dukuh Paruk termasuk novel / roman mutakhir yang sangat berkualitas. Novel ini sebenarnya merupakan bagian dari trilogi cerita tentang ronggeng di Dukuh Paruk. Bagian kedua berjudul Lintang Kemukus dan yang ketiga berjudul Jentera Bianglala. Novel ini ditulis oleh Ahmad Tohari dan diterbitkan pertama kali tahun 1982 oleh penerbit Gramedia.
Tema Cerita : Kisah tentang seluk beluk kehidupan dan perilaku penari ronggeng di daerah jawa. ( Dukuh Paruk )
Setting Cerita : Dukuh Paruk, provinsi jawa barat.
Tokoh – tokoh dan watak :
Srintil : Seorang gadis remaja yatim piatu. Gadis ini dianggap sebagai titisan ki Secamenggala , yang nantinya akan menjadi ronggeng
Rasus : Seorang pemuda yang mencoba mengangkat harkat dan martabat kehidupan masyarakat di desanya.
Keluarga Sukarya : Sukarya dan istri ; adalah sepasang suami istri yang tidak lain sebagai kakek neneknya Srintil. Kedua orang ini begitu bangga dengan kesenian ronggeng.
Kertareja : Seorang dukun yang berasal dari Dukuh Paruk.
Dower dan Sulam ; adalah dua orang pemuda Dukuh Paruk yang berlomba untuk mendapatkan Srintil dengan cara menyuap dukun ronggeng Dukuh Paruk, yaitu ki Kertareja.
Ringkasan Cerita :
Dukuh Paruk seakan-akan mendapat anugrah nyawa baru, ketika Srinthil gadis yatim berusia sebelas tahun itu dinobatkan menjadi ronggeng. Seluruh Penduduknya menyambutnya dengan penuh gembira, sebab dengan begitu menurut mereka citra Dukuh Paruk sebagai Dukuh ronggeng akan kembali menggema. Padukuhan yang terkenal kering kerontang ini nantinya akan diramaikan lagi dengan berdatangan tamu dari berbagai penjuru desa, uang-uang terbang berseliweran ke atas panggung ronggeng Srintil. Ramainya seloroh-seloroh cabul dan sebangsanya, serta silih sikutnya antar pesaing dalam memperebutkan ronggeng Srintil, atau suasana-suasana gembira lainnya. Bau-bau harum keramatnya Ki Secamenggala Pasti akan menyebar kembali menyelimuti Dukuh Paruk.
Orang yang paling bahagia dengan dinobatkannya Srintil sebagai ronggeng adalah kakek neneknya sendiri, Sukarya dan istrinya. Usaha mereka mengasuh Srintil, sejak kedua orang tua Srintil meninggal dunia karena keracunan, yang terjadi sekitar sebelas tahun yang lalu ternyata tidak sia-sia. Dan yang terpenting juga bahwa tugas mereka menjadikan Srintil sebagai seorang ronggeng membuahkan hasil.
Sebaliknya yang terjadi terhadap Pemuda, Rasus namanya dia sangat kecewa dan sedih menerima kenyataan Srintil dinobatkan menjadi ronggeng. Sebab, bagaimanapun juga Srintil adalah kekasihnya. Dia sangat mencintai Srintil. Akan tetapi, kalau Srintil menjadi ronggeng maka itu berarti Srintil bukan miliknya sendiri melainkan milik semua orang. Semua orang bebas meniduri Srintil, karena memang sudah begitu kehidupan seorang ronggeng dari sejak dulu. Dan tentu saja, untuk menjadi ronggeng,Srintil harus menyerahkan keperawanannya kepada orang lain yang jelas akan ditentukan oleh sang dukun ronggeng, yaitu ki Kertareja.
Dan Rasus sudah tahu, siapa pemuda yang akan mendapat kesucian Srintil pertama kali, yaitu pemuda Dower dan Sulam. Kedua pemuda inilah yang mendapat giliran pertama, setelah mendapat sayembara yang telah ditentukan oleh ki Dukuh Kertareja. Sulam mempersembahkan seringgit uang emas, dam pemuda Dower menyerahkan seekor kerbau dan dua rupiah uang perak kepada Ki Kertareja.
Pada suatu malam yang sudah ditentukan oleh Kertareja, dukun runggneg Dukuh Paruk itu. Srintil pun dinobatkan menjadi ronggeng Dukuh Paruk. Secara diam-diam Rasus mengikuti pelaksanaan upacara tersebut dari jauh. Srintil dibawa ke makam ki Secamenggala. Di depa makam, ki Secamenggala , Srintil dimandikan. Setelah dimandikan, maka Srintil akan menjalani tahap berikutnya, yaitu menjadi budak kelambu, menyerahkan keperawanannya kepada pemuda yang telah ditentukan oleh Ki Kertareja, yang tidak lain adalah Dower dan Sulam, dua orang pemuda bajingan Dukuh Paruk tersebut. Pada malam itu, kedua pemuda tengik ini saling bertengkar di samping rumah Dukun Kertareja, yang saling memperebutkan siapa yang paling berhak mendapat giliran pertama untuk meniduri Srintil. Pertengkaran ini, secara diam-diam didengar oleh Rasus. Tanpa diduga, sewaktu Rasus dalam keadaan sedih dan marah sambil melihat pertengkaran kedua pemuda tadi. Tiba-tiba Srintil muncul menghampiri Rasus yang sedang bingung itu, di belakang rumah dukun Kertareja.
Srintil memohon kepada Rasus agar bersedia menidurinya waktu itu, sebab dia rela dan sangat membenci pemuda Dower dan Sulam. Permintaan Srintil itu pun tidak ditolak oleh Rasus, sebab memang sudah lama dia mendambakan akan hal tersebut. Rasus pun begitu menikmati dan sangat bersemangat. Baru setelah pemuda Rasus beres menggauli Srintil di belakang rumah dukun Kertareja itu, barulah pemuda Dower dan Sulam datang.
Sehabis meniduri Srintil, orang yang sangat dicintainya itu Rasus meninggalkan Dukuh Paruk Dia meninggalkan Srintil orang paling dicintainya itu dan sekaligus orang yang paling dibencinya saat itu, karena Srintil sudah menjadi ronggeng, yang sekaligus akan menjadi milik banyak orang.
Di Desa Dawuan tempat Rasus mengasingkan diri, Rasus lebih banyak merenung akan peristiwa itu. Bayangan Srintil yang selalu terbayang dalam dirinya, dia coba singkirkan. Malah, ketika Srintil memintanya untuk menjadi suaminya itu, dengan tegas Rasus menolaknya. Rasus sudah memutuskan bahwa biarlah dia mengalah dan biarlah Srintil menjadi milik orang banyak, menjadi ronggeng kebanggaan Dukuh Paruk.
RONGGENG DUKUH PARUK
Minggu, 01 Mei 2011
Label:
Roman Adat / Tendens
0 komentar:
Posting Komentar